Oleh: Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal
Sebagian dari kita mungkin berpendapat bahwa belajar ilmu dunia tidak sejalan dengan tugas kita sebagai hamba Allah Ta’ala, yaitu beribadah kepada-Nya. Namun apa jadinya jika umat Islam sendiri enggan untuk menuntut ilmu dunia?
Mempelajari ilmu dunia dalam Islam asalnya adalah diperbolehkan dan tidak masalah, apalagi dalam beberapa perkara dibutuhkan kesepakatan dari para pakar, dan umat Islam tidak boleh hanya berdiam diri sedangkan perkara-perkara tersebut sepenuhnya diserahkan kepada non muslim.
Diceritakan, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam pernah mendapati para sahabat melakukan perkawinan silang terhadap pohon-pohon kurma, awalnya beliau tidak setuju dengan cara tersebut, namun setelah pohon itu berbuah dan menghasilkan buah kurma yang unggul, Rasulullah pun bertanya kepada para sahabat, “Kenapa kalian mendapat hasil panen seperti ini?” kemudian sahabat pun menjawab, “bukankah dulu Engkau ada masalah dengan perkawinan silang untuk kurma?” Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam membalas “wa antum a’lamu bi amri dunyakum”, (wahai para sahabat, untuk masalah dunia kalian lebih paham). (HR. Muslim 4358)
Orang-orang yang tidak mempelajari ilmu dunia mungkin beranggapan jika alkohol untuk antiseptik adalah haram, namun hal tersebut adalah salah kaprah karena alkohol memiliki berbagai macam dan fungsi (dalam ilmu kimia alkohol adalah senyawa yang mengandung gugus C2H5OH dan OH), alkohol dikatakan memabukkan ketika membuat orang yang mengonsumsinya menjadi hilang kesadaran dan timbul rasa nikmat atau sakau. Jika alkohol secara universal ditinggalkan oleh umat Islam, niscaya umat Islam akan tertinggal, misalnya dalam bidang kedokteran. Imam Syafi’i pun mewajibkan umat Islam untuk belajar ilmu dunia, sebagaimana yang ia nasihatkan, “Jangan sekali-kali kamu tinggal di suatu negara atau tempat yang disana tidak ada ulamanya sebagai tempat kamu meminta fatwa, dan juga tidak ada tabib (dokter) sehingga kalian tidak bisa berobat”.
Namun meskipun memiliki tugas untuk mempelajari ilmu dunia, seorang muslim juga tidak boleh mengabaikan ilmu akhirat. Allah berfirman dalam surat Ar Rum ayat 7 :
Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.
Setiap manusia mempunyai pilihannya masing-masing, ia dapat mencari kesibukan dengan berbagai macam hal. Namun tetap menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk senantiasa menuntut ilmu agama.
Manfaat yang bisa kita dapatkan ketika belajar dalam sebuah majelis antara lain:
- Menjaga ilmu yang sudah dimiliki dan menambah keistiqomahan dalam belajar
- Bertemu dengan teman-teman yang sama-sama belajar, sehingga semangat belajar semakin bertambah
- Mencegah hilangnya ilmu
Agar masa kuliah kita tidak rugi, maka sebaiknya kita melakukan hal-hal berikut:
- Mempelajari bahasa Arab
- Menghadiri majelis ilmu paling tidak sepekan sekali, majelis tersebut tidak terbatas pada bahasan tematik namun alangkah lebih baik juga membahas kajian kitab, sehingga kita dapat belajar agama dari akarnya.
- Me-manage waktu dengan baik, inti dari manajemen waktu sendiri adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Sebagaimana yang Rasulullah sabdakan, “tanda kebaikan Islam seseorang ia tinggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya”
- Menyenangkan orang tua dengan kuliah yang baik, tidak hanya memberikan hasil belajar yang baik namun juga bersikap dengan akhlak yang terpuji kepada kedua orang tua.
Silakan tonton kajian melalui youtube atau unduh rekaman kajian.