BERAWAL DARI SEBUAH MUSHOLLA

Semuanya berawal dari sebuah bangunan yang disebut Musholla Teknik- yang dari besarnya lebih layak dipanggil masjid. Sebuah bangunan yang telah (dan akan) membawa perubahan yang cukup besar bagi Fakultas Teknik UGM. Adalah fakultas Teknik UGM yang besar dan dengan gedung-gedung yang banyak tersebar memecah penghuninya dalam jurusan-jurusan. Keterasingan sosial menjadi persoalan besar hatta bagi muslim teknik. Shalat yang terpisah di jurusan masing-masing dan kalaupun harus Salat Jumat, ‘lari’ ke masjid terdekat pun rela dilakukan. Hal yang memunculkan kerinduan besar bagi muslim Teknik akan sebuah tempat untuk bertemu dan bersua dengan saudara-suadaranya yang ada di tempat lain. Sebuah titik center yang berperan sangat penting bagi teknik. Dan berdirilah Musala Teknik. Diiri dengan semangat yang tak kenal lelah boleh dibilang bangunan yang kini dalam tahap penyelesaian dan adalah sebuah nikmat dan tantangan ketika harus “mengisinya”, tidak hanya sebuah bangunan beton yang berdiri seperti pesawat luar angkasa… seperti yang diungkapkan banyak pihak.

LAHIRNYA SEBUAH KMT

Lalu sederet acara tergelar di Musola yang belum seratus persen selesai. Sie Kerohanian Islam FT memunculkan sebuah sarasehan warga muslim Teknik yang melahirkan sebuah ide Keluarga Muslim Teknik yang dirancang sebagai lembaga dakwha yang mewadahi seluruh muslim (tidak hanya mahasiswa) di FT. Tindak lanjut sarasehan itu, diadakan persiapan untuk pembentukan KMT oleh tim penggodok. Untuk itu merealisasikan hal itu akhirnya diselenggarakan Pelatihan Manajemen Dakwah (PMD). Tanggal 20 dan 21 Mei 1998, di sela-sela gemuruhnya arus reformasi dan penegakan kebenaran dan keadilan, 40 orang berkumpul dalam PMD di Seturan. Dan 21 Mei 1998, sesaat setelah Presiden Suharto mundur, dideklarasikanlah Keluarga Muslim Teknik (KMT) dipelopori oleh Imron Rosyadi, M. Idham Ananta Timur, Syaiful Azmi Aziz, dll. Yang InsyaAllah siap untuk membawa angin perubahan di Teknik, untuk sebuah teknik yang lebih baik.

KMT DENGAN KM-HM

Kehadiran KMT sebagai lembaga dakwah tidak bakal lepas dari dinamika bersama KM-HM. Dimana, KMT saat itu menjadi pelopor dalam anti-kekerasan dalam ospek jurusan di KM-HM. Saat itu, KMT berhasil untuk menghilangkan budaya “cebur kali” yang dilakukan saat penutupan Osjur. BEM KMFT saat itu terharu dengan adanya KMT, yang berhasil menanamkan fundamental nilai-nilai Islam pada masa gonjang-ganjing politik di Fakultas.

SEJARAH KETUA UMUM KMT

Sumber:

Murtyas, S.D. 2011. Muslim Engineer: Jejak Perjuangan Dakwah Kampus Teknik. Yogyakarta: Grafika Muslimedia.